SMTK GGRI-P MERAUKE: HARDIKNAS MEI 2016

Profil Sekolah

PROFIL SMTK GGRI-P

I. Latar Belakang

Pada tahun 1952-1988 di Wilayah Selatan Papua Injil mulai diberitakan oleh lembaga-lembaga zending. Salah satunya adalah ZGK (Zending Gereformer de Kerken) yang mendirikan dan mengembangkan jemaat-jemaat GGRI-P di banyak kampung-kampung. Daerah-daerah pelayanan tersebut adalah daerah yang sulit dicapai, karena infrastruktur hampir tidak ada, jaringan komunikasi/listrik tidak ada dan fasilitas-fasilitas sangat kurang.

Banyak pemuda-pemudi ingin pergi ke kota untuk mendapat pendidikan karena mereka berpendapat bahwa mutu pendidikan di kota terjamin, juga fasilitas belajar lengkap. Selain itu pemuda/i ini mencari ijazah yang diakui pemerintah supaya setelah tamat bisa melanjutkan ke sekolah tinggi atau bahkan bisa digunakan untuk mencari pekerjaan.

Pada tahun-tahun berikutnya situasi di kampung-kampung wilayah GGRI-P semakin lama semakin lebih sulit. Fasilitas pendidikan dan kesehatan berkurang. Hal ini menjadi alasan dimana ada penginjil dan pendeta yang tidak bertahan lagi dalam jemaat-jemaat di pedalaman Papua. Banyak di antara mereka yang minta pensiun dan kembali ke tempat asal mereka, atau pindah ke distrik di mana ada SD dan SMP untuk pendidikan anak-anak mereka.

Berhubung dengan situasi yang digambarkan diatas ini, bisa ditarik beberapa kesimpulan yaitu pelayanan Firman di jemaat-jemaat sudah mulai berkurang, pelayan firman yang lama sudah ingin pensiun dengan alasan sudah berumur atau alasan pribadi, orang-orang berpendidikan sebagai guru dan mantri pindah ke tempat lain/ tempat yang lebih besar dan berkembang. Jelas bahwa jemaat-jemaat bisa berkembang jika ada Pelayan Firman. Sedangkan untuk perkembangan masyarakat perlu adanya orang berpendidikan yang bersemangat untuk melayani dan bekerja di pedalaman Papua.

Berdasarkan situasi tersebut Sinode GGRI-P berpendapat bahwa perlu ada pembukaan pendidikan teologia yang dapat digunakan untuk mempersiapkan pelayan Firman. Dari pendidikan ini diharapkan bahwa ada tamatan siswa yang bermotivasi untuk menjadi penginjil atau pendeta di masa mendatang.

Tetapi situasi pembangunan jemaat perlu dipandang lebih luas. Di kampung-kampung juga perlu fasilitas pendidikan dan kesehatan. Bagi para pelayan firman, sulit bertahan di lapangan bilamana fasilitas pendidikan anak dan kesehatan tidak ada. Untuk memperbaiki situasi ini perlu ada kerja sama dengan pemerintah.

Pada tahun 2005 Mentri Agama menerbitkan peraturan No. 14 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sekolah Menengah Teologi Kristen, yang memberikan kesempatan kepada semua denominasi gereja untuk membuka sekolah umum keagamaan setara SMA yang kemudian dikenal dengan istilah SMTK.

Sinode GGRI-P (dengan Badan Penyelenggara SMTK) berpendapat bahwa SMTK yang didukung oleh Kementrian Agama adalah kesempatan untuk mendidik pemuda-pemudi dan dengan itu menghasilkan Pelayan Firman (PF). Selain itu juga dapat dihasilkan kader-kader untuk mengembangkan kampung-kampung di pedalaman Papua karena kurikulum yang diterapkan dalam SMTK sama dengan SMA pada umumnya, bahkan memiliki nilai plus karena memiliki muatan adaptif yaitu mata pelajaran teologia. Harapan GGRI-P adalah bahwa tamatan SMTK bisa membangun masyarakat di wilayah GGRI-P secara khusus, tetapi juga secara umum di daerah-daerah lain di pedalaman Papua bagian selatan.

I. Pendirian SMTK GGRI-P

SMTK GGRI-P adalah sekolah yang diprakarsai Gereja-Gereja Reformasi Indonesia di Papua, memiliki komitmen dan kontribusi positif untuk mengembangkan pendidikan berpola asrama sebagai sarana penyiapan SDM dalam rangka memacu percepatan pembangunan daerah dan pengembangan potensi SDM yang berkualitas berdasarkan ajaran iman kristen.

SMTK GGRI-P didirikan pada tahun 2009. Dasar penyelenggaraannya adalah:

1. Peraturan Menteri Agama RI No. 14 Tahun 2005

2. Sidang Sinode GGRI-P tahun 2008

3. Rekomendasi Ijin Operasional KAKANWIL Kementerian Agama Provinsi Papua, no. Kw.26.5/PP.006/77/2009.

4. Rekomendasi Ijin Operasional Bupati Kabupaten Merauke, nomor : 425/1211 tahun 2009.

5. Ijin Penyelenggaraan SMTK GGRI-P berdasarkan SK Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama RI No. DJ.III/KEP/HK.00.5/ 36 /2012.

II. Sasaran

Penyelenggaraan program pendidikan SMTK memiliki sasaran yaitu putra-putri daerah Papua secara khusus dari daerah pedalaman bagian selatan, namun tidak menutup kemungkinan juga dari daerah luar Papua (para pendatang di tanah Papua) sehingga putra-putri Papua yang berasal dari daerah yang sulit dijangkau dapat menikmati hak yang sama untuk mengikuti pendidikan dan menjadi masyarakat yang “duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi” dengan siswa-siswi di daerah-daerah lain di Indonesia.

Tujuannya yaitu untuk menanamkan dasar keimanan dan nilai-nilai teologia Kristen serta mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan siswa sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang terdidik dalam pengetahuan umum dan mengamalkan nilai-nilai Kristen. Hal ini dijabarkan dalam visi dan misi SMTK.

III. Visi dan Misi

SMTK GGRI-P memiliki visi sebagai berikut:

SMTK GGRI-P adalah menjadi suatu tempat dan alat pendidikan dimana pemuda-pemudi kristen akan mengembangkan identitas kristen dan talenta masing-masing yang diterima dari Tuhan Allah Sang Pencipta.

SMTK GGRI-P memiliki misi sebagai berikut:

1. Menanamkan kepada siswa-siswi dasar iman kristen yang benar dan nilai-nilai ajaran kristen reformasi untuk membentuk watak, sikap, kepribadian siswa/siswi yang dilandaskan ketaatan dan takut akan Tuhan.

2. Mempersiapkan siswa-siswi menjadi anggota jemaat GGRI-P atau gereja protestan lain yang punya peranan positif dalam pengembangan kehidupan jemaat setempat.

3. Mempersiapkan siswa-siswi dalam sikap kristen dan bertanggung-jawab untuk membangun dan membina keluarga kristen sendiri.

4. Mengembangkan talenta, kemampuan dan keterampilan siswa-siswi untuk menjadi anggota masyarakat dengan peranan positif dan bertanggung-jawab

5. Mempersiapkan siswa-siswi untuk menjadi ahli dalam bidang ilmu agama Kristen

IV. Pola Pendidikan dan Pembinaan

a. Pendidikan

Dalam hal operasional pendidikan (KBM) di SMTK GGRI-P, semuanya diarahkan menurut aturan dari Kementerian Agama RI.

1. Kurikulum : Dirancang menggunakan pendekatan akademik, pendekatan kecakapan hidup dan pendekatan berbasis kompetensi yaitu 60 % mata pelajaran normatif dan 40 % mata pelajaran adaptif (daftar terlampir)

2. Tenaga Pendidik dan Kependidikan : Latar belakang pendidikan Strata 1

3. Pelaksanaan Proses Pembelajaran : Mengacu pada alokasi waktu Kalender Pendidikan terbitan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Papua, dengan minggu efektif belajar 34/38 minggu per tahun pelajaran.

4. Sarana Prasarana :

- Memiliki 3 rombongan belajar namun belum maksimal. Dikarenakan SMTK GGRI-P adalah sekolah yang masih baru sehingga masih dalam proses sosialisasi dan menghimpun kepercayaan publik untuk dapat merekrut para peserta didik

- Ruang KBM yaitu menggunakan 3 ruangan,ruang kelas XII disekat dengan ruang perpustakaan.

- Ruang guru 1 ruangan, disekat dengan ruang kepala sekolah,

- Ruang Asrama putri 12 ruangan

- Ruang asrama putra.24 ruangan

- Komputer 6 unit untuk KBM dan 1 unit untuk Tata Usaha

- Meubeller, masih kurang sesuai untuk jumlah peserta didik dan guru sebagian siswa masih menggunakan kursi smart atau belum menggunakan meja dan kursi

- Buku perpustakaan + 600 judul buku

- Lapangan olahraga, ada dan masih sesuai dengan jumlah peserta didik.

- Alat peraga (Peta, Globe, Infocus, peralatan praktikum sederhana, dll.)

b. Pembinaan

SMTK GGRI-P adalah pendidikan berpola asrama dimana pembinaan dilakukan baik di sekolah maupun di asrama. Pembinaan di sekolah dilakukan melalui program-program bidang kesiswaan, yaitu:

1. Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler

2. Konseling

Sedangkan pembinaan di asrama adalah sebagai berikut:

1. Doa pagi, jam 04.30 WIT setiap hari

2. Olahraga, jam 15.00 WIT setiap hari senin, kamis dan sabtu

3. Latihan musik (gitar/keyboard) setiap rabu jam 18.00 WIT

4. Latihan vokal group setiap kamis minggu ke-1 dan 3 jam 17.00 dan sabtu jam 11.00 WIT

5. Ibadah kunci usbu setiap sabtu jam 09.00 WIT

6. Wajib belajar aktif, setiap hari jam 19.00 WIT atau menyesuaikan dengan kegiatan lain

7. Kegiatan keterampilan bagi siswi, setiap sabtu jam 08.00 WIT (minggu ke-2 dan 4)

8. Cerdas Cermat Alkitab (CCA) setiap jum’at minggu ke-2 dan 4, jam 19.00

V. Pembiayaan operasional

Sampai saat ini pembiayaan operasional sekolah dan asrama masih mendapat subsidi dari Gereja-Gereja Reformasi Indonesia di Papua (GGRI-P). Harus diakui bahwa masih banyak kekurangan dan juga kesulitan dalam hal pembiayaan operasional sekolah dan terlebih lagi dalam hal kebutuhan harian siswa dalam asrama (biaya makan, sabun mandi/cuci dan lain-lain). Hal ini dikarenakan 95 % siswa SMTK GGRI-P adalah siswa tidak mampu sehingga semua kebutuhan siswa dan operasional sekolah hanya dapat terpenuhi melalui subsidi dari gereja. Sehingga sangat perlu dukungan dari setiap instansi terkait.

SMTK GGRI-P MERAUKE

SMTK GGRI-P MERAUKE

Senin, 16 Mei 2016

HARDIKNAS MEI 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar